Institut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, membicarakan tentang para murid yang lebih suka membawa pulang Makan Bergizi Gratis (MBG) ke rumah.
Dia mengatakan, saat ini masih banyak keluarga yang belum mendapatkan gizi yang seimbang. Bahkan ditemukan 60 persen anak-anak di wilayah yang menjadi obyek pengujian MBG hanya mengonsumsi gizi karbohidrat saja.
“Enam puluh persen (60%) anak di area eksperimen, kami melakukan uji coba selama 12 bulan, yaitu 60% tidak pernah melihat menu dengan gizi seimbang. Jadi kalau makan ada nasi, ada mi, ada bala-bala, ada kerupuk, ada kecap. Itu makannya. Yang itu semuanya adalah karbohidrat,” kata Dadan dalam pidatonya di Acara “Pira Berdaya Gerindra Berjaya”, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1).
“Nah 60% anak di wilayah pengujian itu dan sekarang pun sudah terbuktikan karena sudah 3 minggu berjalan. Itu banyak anak yang betul-betul terpanggil dengan apa yang disajikan. Bahkan ketika makan ingat ibunya, ingat adiknya, sehingga tidak sedikit yang mau dibawa pulang,” ujarnya.
Dengan terus berlanjut, terungkap bahwa dari data 60 persen anak-anak itu menunjukkan mereka belum pernah mendapatkan asupan susu. Akibatnya, tingkat pertumbuhannya sulit untuk meningkat dan nilai IQ mereka adalah rata-rata biasa.
“Dan kemudian yang paling mengecewakan juga ternyata 60% anak-anak kita itu tidak pernah minum susu. Jadi mengapa banyak generasi baru-baru ini sekarang kasar (badannya) dan pendek. Kemudian IQ-nya rata-rata dinilai itu 78,” katanya.
Dadan menilai, MBG ( MKTE ini merupakan langkah strategis dalam menyediakan gizi seimbang pada anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
“Oleh karena itu, Bapak Presiden selalu mengatakan Makan Bergizi ini adalah langkah strategis. (Karena) dalam program Makan Bergizi kami menyajikan tambahan nutrisi seperti karbohidrat, protein, serat, buah-buahan, dan susu,” tambahnya.