Anak SD Tolak Makan Bergizi Gratis,Dadan Hindayana Bereaksi,KPAI: Itu Pegawasan Anak Terhadap MBG

Saat ini masyarakat sangat antusias terhadap program utama Presiden Prabowo Subianto, makan bergizi gratis (MBG).

Reaksi anak-anak sekolahan yang menerima undian MBG ini beragam.

Ada yang sangat gembira karena dapat menikmati hidangan lezat yang bergizi, tetapi ada sebagian orang yang tidak menyukai makanan karena berbagai alasan.

Seorang siswa SD di Palembang bernama Gibran, tampaknya bangga menolak makan gratis yang bergizi.

Berdasarkan hal ini, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, berusaha menjelaskan.

Minta publik untuk menyerap segala informasi tentang Program Makanan Makanan Bergizi Gratis dari sumber yang tepercaya.

Dengan kata lain, “Seperti contoh tahun lalu, ini contoh laporan pertama kalinya ada anak bernama Gibran di Palembang yang tidak mau makan. Media tentunya menangkap kejadian ini ya,” ujar Dadan dalam Rapimnas PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Gibbon berkata, setelah dicek, ternyata Gibran tidak mau makan karena sudah kenyang.

Ia menyebutkan, Gibran sudah menyantap nasi goreng di rumah, sebelum makanan bergizi gratis yang tiba di sekolah.

“Wah ternyata anak itu sekitar makan nasi goreng. Jadi anak itu sudah kenyang, jadi dia tidak mau makan karena masih kenyang, bukan tidak menyukai menu itu,” ujar Dadan.

Dadan juga menyatakan bahwa kabar tentang bermunculnya ulat di menu protein pada program makanan bergizi gratis tidak benar.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada masyarakat untuk membaca informasi dari sumber yang jelas seputar program makanan bergizi gratis.

“Kemudian ada berita ditemukan ada ulat di proteinnya, sehingga menimbulkan keracunan. Setelah kami cek tidak ada,” ujar Dandan.

“Jadi, kadang-kadang hal seperti ini harus diketahui sumbernya. Dan biasanya jika terjadi keracunan di fasilitas layanan, ya pasti kami dapat melihat laporan tentang hal ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Gitar Karya Orang Indonesia Hadir di Pameran The 2025 NAMM Show, California

Kritik terhadap anak sekolah yang tidak suka makan siang gratis bahkan dilakukan oleh pesulap Deddy Corbuzier.

Deddy tampak marah terhadap anak sekolah yang menolak, hingga mengunggah emosinya melalui akun TikTok.

Menurut Deddy, seharusnya anak sekolah bersyukur kepada pemerintah karena menerima alasan MBG, bukan malahan menolak.

Deddy mengatakan lagi bahwa anak bayinya, Azka Corbuzier, tidak pernah mengeluh ketika diberi makan nasi kupang.

“iya, nggak enak, dimakan sama dia (Azka). Duh, simpanlah, apa celanamu?” ucap Deddy dengan nada tinggi.

Tidak mendapat pujian, Deddy justru dibully oleh para netizen atau usernya di dunia maya.

Haber tersebut memicu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memberikan penjelasan.

Menurut KPAI, program MBG sangat bagus, karena bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan, memenuhi kebutuhan gizi, dan mencegah cercaan stunting terhadap balita, anak-anak, serta ibu hamil.

“Tapi program itu sekarang sedang mendapat sorotan publik, ini dikarenakan setelah respons dari selebriti Deddy Corbuzier mengenai tanggapan dari anak-anak tentang kualitas makanan dalam program tersebut,” sebagaimana dikutip keterangan resmi KPAI, Selasa (21/1/2025).

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), masukan atau kritik dari anak-anak yang dikemukakan kepada program MBG merupakan sistem pengawasan dan penghargaan yang efektif.

Jadi, ruang ekspresi tersebut seharusnya dimanfaatkan sebagai bagian dari sistem pengawasan dan evaluasi.

“Anak-anak pasti memiliki makanan favorit masing-masing, jadi wajar saja jika anak membandingkan dengan apa yang mereka rasakan dari program tersebut,” ujar Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra.

Jasra menambahkan, pendapat anak-anak terhadap program MBG akan tetap berkembang dan ia berharap proses pertumbuhannya tersebut akan bersifat positif.

“Tapi, hal di atas harus dipastikan, apakah itu dilakukan dengan spontanitas atau anak-anak memang sudah memahaminya,” katanya.

Baca Juga :  Privatisasi Bisnis di Singapura, Intip Profil Keluarga Santosa Pemilik Japfa

Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menikmati apresiasi atas komitmen pemerintah yang telah merealisasikan MBG di beberapa Provinsi di Indonesia.

KPAI akan menyampaikan saran kepada Badan Gizi Nasional (BGN) berdasarkan hasil pemantauan dan telaahan yang excel KPAI melakukan.

Akibatnya, keberhasilan program peningkatan gizi gratis dapat memberikan dampak positif terhadap perlindungan anak.

KPAI memandang, tanggapan yang disampaikan anak-anak dalam program MBG merupakan bagian penelaahan dan wawasan dalam pembangunan generasi yang mumpuni mampu mengikuti.

Jika dilakukan dengan responsif, maka partisipasi anak akan menjadi peran yang bermakna dalam program pembangunan.

“Setiap program harus dapat disosialisasikan dan memberikan ruang bagi penerima dalam mempresentasikan pendapat. Ini merupakan langkah untuk mengetahui hambatan yang muncul dan mencari solusi agar program MBG dapat berjalan secara efektif,” kata Jasra.

KPAI juga menekankan bahwa harus dipahami semua nilai-nilai empati terhadap perasaan anak dan bagaimana hal tersebut dapat menimbulkan tekanan dalam perkembangan psikologisnya.

“Anak dalam program ini tentu akan menjadi penerima manfaat, maka setiap partisipasi anak harus dihargai dan didengar, serta dilindungi dari bentuk-bentuk diskriminasi atau pengabaian terhadap perasaan mereka,” kata Jasra.

Google News

https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09